Increase | Inclusive Creative Social Enterprise

Puji Lestari harus membesarkan Putri, berusia 15 tahun sejak suaminya pergi karena tak ingin berbagi beban mengurus anak dengan Cerebral Palsy. Perawatan Putri menurut Puji yang kini berusia 40 tahun, mencapai kurang lebih 24 juta rupiah per tahun, termasuk di dalamnya kebutuhan hidup dan terapi. Selain itu, orang tua juga perlu didampingi psikolog agar tidak stress dalam merawat anaknya.

Puji melakukan apa saja untuk bisa memenuhi kebutuhan Putri. Dia mulai bangun jam dua dinihari untuk membuat kue yang kemudian dititip jualkan oleh Ibu dan Bapaknya. Lalu sore hari Puji membuat kalung setelah memandikan dan menyuapi Putri, lalu mereka berdua akan duduk di bawah pohon dan menjalin manik-manik kayu menjadi kalung. Sebelumnya, dia hanya buruh pembuatan kalung dengan upah 50 rupiah per kalung, sekarang Puji membuat dan menjual sendiri. Puji juga membuat keset dengan memanfaatkan kain sisa pabrik garmen. Setelah melalui kurasi produk, keset buatannya berubah fungsi menjadi karpet karena punya nilai kualitas dan kreativitas yang menarik.

Puji Lestari adalah fasilitator desa untuk komunitas pemberdayaan disabilitas Mitra Ananda. Dia sangat aktif memberikan semangat dan dukungan untuk para orang tua dengan anak disabilitas agar mereka mandiri secara ekonomi. Dia rela naik motor sendiri sejauh 30 kilometer dari Desa Semin tempat tinggalnya menuju Desa Nglipar dan juga mengunjungi mitra lainnya yang berada di 14 Desa di Kabupaten Gunung Kidul ini.

Puji berharap agar usahanya maju, kebutuhan keluarga dan Putri tercukupi bahkan bisa menabung untuk masa depan Putri. Puji berharap yang sama terjadi pada orang tua dengan disabilitas, tidak ada lagi pembeda antara disabilitas ringan dan berat. Akses pada program pemberdayaan disabilitas itu kata Puji harus setara di antara disabilitas dan keluarga dengan anggota disabilitas, terutama kelompok rentan seperti lansia dan perempuan sebagai orang tua tunggal.